Sabtu, 17 September 2011

watak wanita berdasarkan alat kelamin

Dalam bahasa Sansekerta, alat
kelamin wanita disebut bhaga.
Berikut ini adalah pemahaman
tentang bhaga berdasarkan
sumber-sumber kuno India. Pada
dasarnya bhaga terbagi dua,
yakni yang tertutup oleh kulit
dan yang tertutup oleh
membran.
Dalam halnya dengan yang
pertama dikatakan demikian:
Wanita yang mempunyai rambut
tumbuh ke atas, yang bhaganya
berdaging dan padat, meskipun
dia terlahir dalam keluarga
golongan rendah, tapi dia akan
menjadi istri raja (maksudnya
penguasa atau pimpinan).
Jika bhaganya berbentuk seperti
daun peepal, menonjol seperti
punggung kepiting, dan tanpa
puncak atau kepala ditambah
bhaganya mempunyai kilau
bulan purnama, berdaging dan
menyerupai pantat kendi
(menonjol dan sedikit cembung),
maka wanita seperti ini akan
memberikan kenikmatan di
tempat tidur.
Dalam hal kedua:
Jika bhaga yang tertutup
membran berbentuk bunga tila
atau menyerupai kuku kuda:
kedua tipe tersebut akan
mengarah pada kemiskinan dan
wanita yang mempunyai bhaga
seperti itu akan melewatkan
hidupnya melakukan pekerjaan-
pekerjaan kasar.
Jika bhaga berbentuk ulookhala
(berbentuk lesung besar untuk
menumbuk padi atau gandum),
maka wanita tersebut akan
menderita.
Jika mulut bhaga lebar dan
menganga, maka dia akan
mengalami kematian awal.
Bhaga yang jelek tanpa banyak
daging dan rambut seperti
rambut kuda atau rambut gajah,
menandakan watak yang jelek,
kemiskinan, dan
ketidakberuntungan.
Sumber lain mengatakan
demikian:
Bhaga yang tertutup kulit atau
dilindungi kulit harus berukuran
besar dan berbentuk daun
peepal.
Wanita yang mempunyai bhaga
seperti punggung kepiting atau
lengan gajah merupakan
pertanda baik. Jika yang
menonjol adalah sisi kiri, maka
dia akan mempunyai lebih
banyak anak perempuan. Tetapi
jika yang menonjol adalah sisi
kanan, maka dia akan
mempunyai lebih banyak anak
laki-laki.
Bhaga harus mempunyai rambut
halus seperti rambut tikus.
Wanita yang mempunyai rambut
tebal dan kasar seperti rambut
gajah, tidak mempunyai
keberuntungan yang bagus.
Bhaga harus berbentuk seperti
daun teratai atau peepal. Jika
bhaga datar, maka tidak
menguntungkan.
Bhaga yang terlindungi atau
tertutup oleh membran harus
padat dan bhaganasa (membran
tipis di antara labia majora) tidak
boleh terlihat.
Jika bhaga seperti kuku rusa
atau seperti chulli (tungku India
berbentuk seperti huruf U) atau
seperti panci dengan mulut yang
terbuka lebar dengan bhaganasa
yang terlihat, maka ini adalah
pertanda yang tidak baik atau
tidak menguntungkan dan dia
akan menghabiskan hidupnya
untuk mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan rumah tangga.
Wanita yang mempunyai bhaga
dengan putaran di dalamnya
yang menyerupai keong, tidak
dapat dibuahi atau mandul.
Jika bhaga berwarna seperti
bambu atau rotan (tidak
sepenuhnya berwarna merah)
atau tidak simetris, melengkung,
sangat lemas atau lentur,
panjang atau besar atau jika
bhaganasa sangat besar dan
menonjol, maka ini pertanda
yang sangat tidak
menguntungkan.
Bhaga yang baik harus tumbuh
seperti daun peepal dan
rambutnya tumbuh searah jarum
jam.
Jika ada gumpalan rambut, maka
wanita tersebut beruntung
dalam hal mempunyai anak laki-
laki, kemakmuran, dan lumbung.
Ciri-ciri bhaga yang bagus:
bentuknya menyerupai daun
peepal, menonjol atau cembung
seperti punggung kepiting atau
lengan gajah, berambut halus,
dan besar.
Yang tidak bagus: keras,
berambut tebal dan kasar, dan
kering (tidak berdaging).
Ciri-ciri yang bagus juga
demikian: berawarna seperti
teratai dan mempunyai
bhaganasa yang kecil, terbenam
dengan baik dan tidak terlihat.
Sebaliknya yang tidak bagus:
bhaganasa yang besar dan
menonjol keluar, memerlukan
fleksibilitas, dan menganga lebar.
Nih, masih ada lagi dari sumber
kuno lain:
Ada tujuh atribut yang katanya
menambah kenikmatan di
tempat tidur, yaitu bhaga harus
bersih, sangat hangat, padat,
bagian luarnya lembut, bagian
dalamnya kasar seperti lidah
sapi, tertutup atau menangkup,
dan mengeluarkan bau yang
harum.
Bhaga yang bagus: mempunyai
gumpalan rambut yang berada di
sebelah kiri, gumpalan atau
putaran rambut sesuai dengan
arah jarum jam.
Bhaga yang peot menandakan
kejandaan.
Jika tidak ada rambut sama
sekali, sangat dipuji kitab-kitab
kuno India (Apa maksudnya ya,
padahal menurut bangsa
Tiongkok, kalau “gundul” kurang
bernafsu dan kurang tahan
penyakit).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar